laporan prakarya sabun mandi

kali ini, Faul akan memposting tugas prakarya nih. yang lagi butuh referensi semoga bisa membantu yaaa..
yoook skip






LAPORAN TENTANG
 JENIS-JENIS MATERIAL SABUN MANDI DAN PENGEMASAN SABUN MANDI
 






Nama Kelompok :
1.    Ainun Khan Kholah
2.    Euis Siti Rahmah
3.    Fadillah Yulianti
4.    Farihatul Maulah
5.    Hadi Prasetyo
6.    Hisa faadilah
7.    Muhammad Arya .R
Kelas : X MIPA 1


SEKOLAH  MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUMBER
2016
Kata Pengantar






Puji syukur kepada Allah SWT,karena atas izin dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini kami susun berdasarkan data dari hasil berbagai sumber yang saya dapatkan dan saya mencoba menyusun data-data itu hingga menjadi sebuah karya tulis ilmiah sederhana yang berbentuk laporan.
Sabun mandi adalah sesuatu yang tidak asing dalam masyarakat. Masyarakat selalu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangannya, karena pengetahuan saya yang kurang luas, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat saya harapkan agar  dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. Terima kasih.











Cirebon, Maret 2016


                                                                                                       penyusun             

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Sejarah dan Latar Belakang
     Sabun adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemak dengan alkali. Asam lemak ini terdapat di dalam minyak nabati dan lemak hewan. Reaksi dari minyak nabati dan lemak hewan dengan alkali disebut dengan reaksi saponifikasi. Selain berasal dari minyak atau lemak, sabun juga dibuat dari minyak bumi dan gas alam maupun langsung dari tanaman.
     Dalam sejarah pengetahuan Sumaria, sabun dibuat dari campuran minyak dengan abu yang berasal dari pembakaran kayu. Sabun yang dihasilkan disebut dengan sabun kalium dan digunakan untuk mencuci bulu domba. Sabun juga ditemukan dalam catatan medis Mesir Kuno, yang menyebut sabun berasal dari soda alami yang disebut dengan natron yang dihasilkan dari dehidrasi Natrium Karbonat dan dicampur dengan lemak nabati.
     Dewasa ini banyak pabrik yang memproduksi sabun dalam berbagai macam bentuk dan merk. Masing-masing sabun yang diproduksi memiliki spesifikasi dan mutu tersendiri kemajuan ini terjadi seiring dengan kebutuhan manusia dan perkembangan iptek.
     Dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang modern saat ini, telah banyak pula sabun-sabun dibuat untuk maksud pencegahan atau pengobatan terhadap penyakit kulit, sehari-hari pemakaian sabun seiiring digunakan sebagai sabun mandi, di Rumah sakit sering dipakai oleh para dokter dan perawat untuk mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan operasi atau perawatan terhadap pasiennya.
1.2               Tujuan Penulisan
Tujuan umum :
·         Untuk mengetahui informasi mengenai sabun mandi
 Tujuan khusus :
·         Untuk mengetahui material pembuat sabun mandi
·         Untuk mengetahui cara mengemas sabun mandi
·         Untuk menambah wawasan dan pengetahuan
1.3          Maksud Penulisan
         Maksud penulisan laporan ini ialah agar kita dapat mengetahui materi penyusun sabun mandi dan cara pengemasannya supaya menarik. Serta memberikan informasi bagi pembaca untuk senantiasa memeilih sabun mandi yang cocok untuk digunakan

1.4         Rumusan Masalah
1.      Material apa saja yang digunakan untuk membuat sabun mandi ?
2.        Bagaimana cara mengemas sabun mandi?





















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Sabun Mandi
     Sabun yang berasal dari bahasa India/Hindi साबुन adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
      Sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun.

2.2  Jenis-jenis Sabun Mandi
2.2.1        Sabun Batangan 
Sabun ini merupakan jenis sabun mandi yang paling populer. Harganya yang murah dan penyimpanannya yang mudah membuat sabun jenis ini banyak digemari masyarakat. Jenisnya pun beragam, mulai dari sabun batangan yang mengandung anti bakteri hingga sabun batangan yang juga berfungsi sebagai pembersih wajah. Akan tetapi, sabun jenis ini tidak cocok apabila digunakan sebagai sabun cuci tangan dalam jangka waktu yang lama.
2.2.2        Sabun Cair 
Satu lagi jenis sabun yang tidak kalah populernya dengan sabun batangan. Sabun cair banyak dipilih karena penggunaannya yang lebih mudah daripada sabun batangan. Fungsi sabun cair pada dasarnya sama seperti sabun batangan, hanya berbeda dalam bentuknya saja. Terkadang, sabun cair juga memiliki scrub di dalamnya yang berfungsi untuk membantu pelepasan sel-sel kulit mati.
2.2.3        Sabun mandi Khusus 
Sesuai dengan namanya, sabun ini dibuat khusus untuk orang-orang dengan penyakit kulit tertentu seperti eksim dan alergi. Biasanya, sabun jenis ini berbahan dasar glycerin atau gula dan memiliki warna yang transparan. Adapun sabun khusus yang terbuat dari bahan-bahan herbal untuk menyembuhkan penyakit kulit tertentu.
2.2.4        Sabun Anti Bakteri 
Sabun jenis ini merupakan sabun yang dinilai paling efektif dalam membunuh kuman dan bakteri di kulit Anda. Sabun anti bakteri juga baik digunakan untuk kulit dengan luka ringan sehingga dapat mencegah infeksi kuman dan bakteri dari luar. Selain itu, sabun anti bakteri juga baik untuk mengurangi jerawat yang sering kali timbul di bagian kulit punggung dan lengan atas.

2.3  Sifat-Sifat Sabun
2.3.1        Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
CH3(CH2)16COONa + H2O → CH3(CH2)16COOH + NaOH
2.3.2        Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.
CH3(CH2)16COONa + CaSO4 →Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2.
2.3.3        Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organic sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air.
Non polar : CH3(CH2)16 Polar : COONa+
(larut dalam minyak, hidrofobik, (larut dalam air, hidrofilik,
memisahkan kotoran non polar) memisahkan kotoran polar)
Molekul-molekul sabun terdiri dari rantai hidrokarbon yang panjang dengan satu gugus ionik yang sangat polar pada salah satu ujungnya. Ujung ini bersifat hidrofilik (tertarik atau larut dalam air) dan ujung rantai hidrokarbon bersifat lipofilik (tertarik atau larut dalam minyak dan lemak). Pengotor umumnya melekat pada pakaian atau badan dalam bentuk lapisan minyak yang sangat tipis. Jika lapisan minyak ini dapat dibuang, partikel-partikel pengotor dikatakan telah tercuci. Dalam proses pencucian, lapisan minyak sebagai pengotor akan tertarik oleh ujung lipofilik sabun, kemudian kotoran yang telah terikat dalam air pencuci karena ujung yang lain (hidrofilik) dari sabun larut dalam air

2.4  Bahan Mentah Pembuat Sabun Mandi
2.4.1        Minyak atau Lemak
2.4.1.1  Tallow(LemakHewan)
Tallow adalah lemak padat pada temperatur kamar dan merupakan hasil pencampuran Asam Oleat (0-40%), Palmitat (25-30%), stearat (15-20%). Sabun yang berasal dari Tallow digunakan dalam industri sutra dan industri sabun mandi. Pada indsutri sabun mandi, tallow biasanya dicampurkan dengan minyak kelapa dengan perbandingan 80% tallow dan 20% minyak kelapa
2.4.1.2  Minyak Kelapa
Minyak kelapa merupakan komponen penting dalam pembuatan sabun, kerena harga minyak kelapa cukup mahal, maka tidak digunakan untuk membuat sabun cuci. Minyak kelapa ini berasal dari kopra yang berisikan lemak putih dan dileburkan pada suhu 15oC.
2.4.1.3  Minyak Inti Sawit
Minyak inti sawit memiliki karekteristik umum, seperti minyak kelapa dan dapat dijadikan sebagai substituen dari minyak kelapa di dalam pembuatan sabun mandi. Dengan warna minyak yang terang, minyak inti sawit dapat digunakan langsung untuk membuat sabun tanpa perlakuan pendahuluan terlebih dahulu.
2.4.1.4  Minyak Sawit (Palm Oil)
Dalam pembuatan sabun, minyak sawit dapat digunakan dalam berbagai macam bentuk, seperti Crude Palm Oil, RBD Palm Oil (minyak sawit yang telah dibleaching dan dideorisasi), Crude Palm falty Acid dan asam lemak sawit yang telah didestilasi. Crude Plam Oil yang telah dibleaching digunakan untuk membuat sabun cuci dan sabun mandi, RBD Palm Oil dapat digunakan tanpa melalui Pre-Treatment terlebih dahulu. Minyak sawit yang dicampurkan dalam pembuatan sabun sekitar 50% atau lebih tergantung pada kegunaan sabun yang diproduksi.
2.4.1.5  Marine Oil.
Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marine oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku.
2.4.1.6  Castor Oil (minyak jarak).
Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun transparan.
2.4.1.7  Olive oil (minyak zaitun).
Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.
2.4.1.8  Campuran minyak dan lemak.
Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi
dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang tinggi dari tallow akan memperkeras struktur sabun.

2.4.2        Alkali
     Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).
     Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebut dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air.
     Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkansifat mudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industri sabun dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.

2.4.3        Bahan Pendukung
Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.
2.4.3.1  NaCl (Garam Dapur)
NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.
2.4.3.2  Bahan aditif.
Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut antara lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan, Pewarna,dan parfum.
1.      Builders (Bahan Penguat)
Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikat mineral mineral yang terlarut pada air, sehingga bahan bahan lain yang berfungsi untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan dapat berkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builder juga membantu menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan dan mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering digunakan sebagai builder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natrium karbonat, natrium silikat atau zeolit.

2.      Fillers Inert (Bahan Pengisi)
Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku. Pemberian bahan ini berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume. Keberadaan bahan ini dalam campuran bahan baku sabun semata mata ditinjau dari aspek ekonomis. Pada umumnya, sebagai bahan pengisi sabun digunakan sodium sulfat. Bahan lain yang sering digunakan sebagai bahan pengisi, yaitu tetra sodium pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini berwarna putih, berbentuk bubuk, dan mudah larut dalam air.
3.      Pewarna
Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini ditujukan agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik. Biasanya warna-warna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau maupun orange.
4.      Parfum
Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk sabun. Artinya, walaupun secara kualitas sabun yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah memberi parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfum untuk sabun berbentuk cairan berwarna kekuning kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapat dikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1ml. Pada dasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum ekslusif. Parfum umum mempunyai aroma yang sudah dikenal umum di masyarakat seperti aroma mawar dan aroma kenanga. Pada umumnya, produsen sabun menggunakan jenis parfum yang ekslusif. Artinya, aroma dari parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya. Kekhasan parfum ekslusif ini diimbangi dengan harganya yang lebih mahal dari jenis parfum umum. Beberapa nama parfum yang digunakan dalam pembuatan sabun diantaranya bouquct deep water, alpine, dan spring flower.




2.5  Karakteristik memilih bahan Baku Sabun
Ada beberapa karaktersitik yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan
dasar sabun antara lain :
2.5.1        Warna
Lemak dan minyak yang berwarna terang merupakan minyak yang bagus untuk digunakan sebagai bahan pembuatan sabun.
2.5.2         Angka Saponifikasi
Angka Saponifikasi adalah angka yang terdapat pada milligram kalim hidroksida yang digunakan dalam proses saponifikasi sempurna pada satu gram minyak. Angka saponifikasi digunakan untuk menghitung alkali yang dibutuhkan dalam saponifikasi secara sempurna pada lemak atau minyak.
2.5.3         Bilangan Iod
Bilangan iod digunakan untuk menghitung katidak jenuhan minyak atau lemak, semakin besar angka iod, maka asam lemak tersebut semakin tidak jenuh. Dalam pencampurannya, bilangan iod menjadi sangat penting yaitu untuk mengidentifikasi ketahanan sabun pada suhu tertentu.

2.6  Pengemasan
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).
2.6.1        fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
•    Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.
•    Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
•    Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.
•    Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
•    Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :   
•    Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).
•    Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas.
•    Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).
•    Kuat dan tidak mudah bocor.
•    Relatif tahan terhadap panas.
•    Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah
2.6.2        Bentuk Kemasan
Untuk produk berbentuk solid, dapat dikemas dengan pembungkus (kertas, plastik, dsb). Untuk produk berbentuk bubuk, dapat dikemas dalam kardus atau toples. Untuk produk berbentuk cair, dapat dikemas dalam botol kaca maupun plastik, pouch, dsb.

2.6.3        Macam Kemasan
Kemasan dapat dibuat dengan material unik, dengan warna dan gambar yang menarik seperti :
Ø  http://g02.a.alicdn.com/kf/HTB1ICq6JVXXXXaNXVXXq6xXFXXXl/1box-Cute-font-b-Gift-b-font-Mini-Scented-Bath-font-b-Soap-b-font-Wedding.jpgKemasan karton atau botol dengan gambar menarik








Ø  Kemasan toples dan karton
http://g03.a.alicdn.com/kf/HTB1cWs_JXXXXXbuXpXXq6xXFXXX1/Handmade-sabão-natural-sabão-de-óleo-essência-hidratante-nutritivo-sabonete-de-camomila-transportar-cor-brilhante-da.jpg




Ø  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdAR_zIV_-l100zWst9dxqC8msSrvq7BeAFn3vNxxQu43NaJomQLqJDjUzyNUxEvI1G2sk77Mj1hxzReJKH6E5q8Sx7SfVHrORszUPC3TUDt7bNkfZ1RYEMmWa_5ur85P016-NOjZujrAW/s640/COW+BRAND+MILKY+BODY+SOAP+REVIEW.jpgKemasan kertas












2.6.4        Syarat Kemasan
Ramah lingkungan (penggunaan bahan sedikit, dapat didaur ulang, dapat digunakan ulang, sedapat mungkin dapat diurai di tanah).





BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari laporan ini, dapat disimpulkan bahan-bahan material pembuat sabun bisa berasal dari minyak, alkali dan bahan-bahan pendukung berupa bahan adiktif. Sabun mandi bermacam-macam bentuknya yaitu bentuk batang, cair, sabun mandi khusus dan sabun mandi anti bakteri.
Pengemasan produk pembersih sabun mandi berfungsi untuk melindungi isi kemasan dan untuk menambah daya tarik dari produk sabun mandi. Pengemasan bisa berupa kemasan dari karton, botol, toples, kertas dll.
3.2 Saran

Sabun mandi digunakan untuk membersihkan badan dari segala kotoran dan kuman. Ada banyak manfaat kalau kita mandi dengan menggunakan sabun mandi, seperti :
-Menjaga kulit sehingga tetap sehat dan segar
-Merawat kulit sehingga terhindar dari radikal bebas
-Memberikan efek wangi pada kulit
-Membersihkan kotoran pada kulit saat aktifitas berlangsung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

drama Komedi tema budaya indonesia

puisi